Pages

Jumat, 06 Januari 2017

Manusia dan Tanggung Jawab


Manusia dan tanggung jawab tidak dapat dipisahkan karena pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Manusia selalu terlibat dalam tanggung jawab secara tidak langsung, baik itu tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada keluarga, pendidikan, Negara, Tuhan, dan sebagainya.
Setiap hari manusia diperhadapkan pada tanggung jawab, baik itu tanggung jawab yang kecil maupun yang besar. Secara tidak langsung, manusia juga akan diperhadapkan dengan persoalan pengabdian dan pengorbanan. Tanggung jawab dapat diartikan sebagai beban yang harus ditanggung oleh manusia itu sendiri. Makadari itu, disetiap tanggung jawab yang diambil, pasti ada pengabdian ataupun pengorbanan didalamnya.

Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia juga tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang diciptakan Tuhan, dan merupakan makhluk paling sempurna disbanding makhluk lain di muka bumi ini. Manusia diciptakan oleh Tuhan YME memiliki akal dan pikiran, oleh karena itu manusia dapat menggunakan akal dan pikirannya untuk melakukan suatu hal, dan pada akhirnya terciptalah manusia yang adil yang menggunakan akal dan pikirannya dengan baik.

Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Apabila manusia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.

 Ada beberapa pengertian tanggung jawab menurut para ahli, antara lain :
·         Menurut Sugeng Istanto, pertanggungjawaban berarti kewajiban memberikan jawaban yang merupakan perhitungan atas semua hal yang terjadi dan kewajiban untuk memberikan pemulihan atas kerugian yang mungkin ditimbulkannya.
·         Menurut Joseph P Harris, baginya pertanggungjawaban sebuah negara atau yang biasa yang disebut responsibility of states mengandung aspek kewajiban dari dalam bagian suatu negara untuk memperbaiki suatu kerusakan yang terjadi dalam Negara tersebut.
Hampir sama dengan pendapat Sugeng Istanto, meskipun dalam konteks yang berbeda, tanggung jawab (dalam konteks Negara) adalah suatu usaha menebus kesalahan sebab kekeliruan yang terjadi dan merugikan baik untuk negaranya sendiri maupun dunia internasional.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan mengabdian atau pengorbanannya.  Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. 
Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewa­jiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. 
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,  karena orang tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang lain. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang se­hubungan dengan masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggungjawaban. Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba un­tuk berbuat adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap Tuhan.
Makna dari tanggung jawab itu sendiri ialah siap menerima kewajiban atau tugas. Dengan siap bertanggung jawab, kita juga harus siap menerima kewajiban dari tanggung jawab tersebut. Terkadang manusia diperhadapkan pada suatu pilihan, untuk  menerima dan menghadapinya dengan dedikasi atau menunda dan mengabaikan tugas atau kewajiban tersebut.

Macam-Macam Tanggung Jawab 

1.        Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
Contohnya : Lala bergadang semalaman membaca buku yang ia suka, akibatnya dia lupa mengerjakan pr dan terlambat datang ke sekolah. Akhirnya Lala harus menerima hukuman atas perbuatannya tersebut. Konsekuensi hukuman atas perbuatannya merupakan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, manusia harus dapat bertanggung jawab atas apa yang dirinya sendiri lakukan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang dilakukannya dalam hal positif, dan dalam hal yang negatif.

2.        Tanggung Jawab kepada keluarga
Keluarga merupakan bagian kecil dari masyarakat. Keluarga terdiri dari suami istri, ayah ibu, anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Setiap keluarga harus bertanggung jawab atas keluarganya masing-masing, karena hal ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan anggota keluarga.
Contohnya : seorang Ayah sebagai kepala keluarga harus bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya. Ayah akan bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Hal tersebut merupakan tanggung jawab Ayah terhadap keluarganya.

3.        Tanggung Jawab kepada masyarakat
Manusia merupakan makhluk sosial yang pada hakekatnya tidak dapaat hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Manusia hidup bermasyarakat dengan yang lainnya. Karena itu, manusia harus menjaga tingkah laku dan perbuatan mereka di depan masyarakat.
Contohnya : seorang ketua RT merupakan pimpinan dalam kalangan masyarakat setempat. Ketua RT mempunyai tanggung jawab besar atas kesejahteraan masyarakatnya. Tetapi jika ketua RT tidak dapat memenuhi tanggung jawab tersebut, maka ketua RT harus bertanggung jawab kepada masyarakat atas apa yang tidak bisa dilakukannya.
Manusia hidup di lingkungan bermasyarakat mengharuskan untuk hidup secara berdampingan. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

4.        Tanggung Jawab kepada Bangsa dan Negara
Suatu kenyataan bahwa setiap manusia merupakan warga negara dari suatu Negara. Dalam melakukan kegiatannya, baik itu berfikir, bertindak, berbicara, manusia harus mengikuti norma-norma yang ada dalam Negara tersebut. Itu termasuk bentuk pertanggungjawaban terhadap Negara. Jika kita tidak mengikuti norma-norma yang ada, kita sebagai warga negara tersebut harus bertanggung jawab kepada Negara atas apa yang telah kita perbuat.
Contohnya : maraknya kasus perampokan dan pembunuhan yang terjadi di Pulo Mas (27/12/2016) merupakan salah satu contoh pertanggungjawaban kepada Negara. Para perampok yang melakukan kejahatan tersebut harus bertanggung jawab kepada Negara atas apa yang mereka perbuat, dari perampokan hingga membunuh korban.
Dengan kita menyadari betapa pentingnya bertanggung jawab kepada Negara, kita bisa menghindari segala sesuatu yang dilakukan diluar norma-norma yang diteteapkan oleh Negara. Dengan begitu kita dapat pula menghindari kejadian-kejadian negatif yang dapat kita lakukan yang pada akhirnya hanya akan merugikan diri kita sendiri.

5.        Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan ciptaan yang lainnya. Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya, manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Banyak manusia tidak menyadari apa yang diperbuatnya itu baik atau buruk karena banyak manusia yang mengabaikan perintah-perintah Tuhan. Sebab, dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.
Contohnya : Seorang yang taat kepada agamanya maka ia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan kepada Tuhan. Karena Tuhan telah memberikan kehidupan kepada manusia, maka manusia harus bersyukur dan bertanggung jawab dengan kehidupan yang telah diperolehnya.

 Wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan.

Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian adalah bagaimana cara seseorang menjalani hidupnya dengan cara melaksanakan kewajiban-kewajiban yang sudah dia tetapkan untuk dilaksanakan.

Terdapat 2 sisi dalam pengabdian
o   Pengabdian dalam arti umum
Sejenis perasaan rela melakukan sesuatu karena didasari sesuatu hal pula atau dapat dikatakan yaitu membaktikan diri, yang otomatis pada biasanya dia akan relevan dengan pendiriannya.

o   Pengabdian dalam arti cinta
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengabdian berarti hal mengabdi atau mengabdikan. Jadi, pengabdian didasari cinta artinya rela dan siap melakukan dan memberikan apapun untuk mempertahankan cinta tanpa ada perasaan terpaksa, yang berarti relevan akan cinta dan tetap memegang teguh kesetiaan.

Macam-macam pengabdian :

a.      Pengabdian kepada keluarga
Hidup berkeluarga didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya. Bisa dilakukan dengan menjaga nama baik keluarga, dan tidak melanggar norma dan akidah yang berlaku. Selain itu pengebdian juga dapat dilakukan dengan cara mensejahterakan keluarga, mematuhi perintah orang tua dan membantu mengerjakan pekerjaan orang tua di rumah.

b.      Pengabdian kepada masyarakat
Manusia adalah anggota masyarakat, makadari itu manusia harus memasyarakatkan diri dan tidak mengasingkan diri dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula.

c.       Pengabdian kepada Negara
Manusia adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Misalnya seorang pegawai negeri yang bersedia ditempatkan di luar daerahnya untuk bekerja, membayar pajak pun termasuk pengabdian kita terhadap Negara.
d.      Pengabdian kepada Tuhan
Pengabdian kepada Tuhan adalah yang paling utama, karena manusia adalah ciptaan Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yang Maha Esa. Kita dapat melakukan pengabdian kepada-Nya dengan cara rajin beribadah, mengamalkan perbuatan-perbuatan baik, dan tidak melanggar laranganNya.

Pengorbanan

Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian dengan penuh rasa ikhlas dan tidak mengandung pamrih. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Pada dasarnya, tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat menjadi tanggung jawabnya. Tetapi jika kita diminta untuk melakukan tanggung jawab, maka seringkali masih merasa sulit, merasa keberatan, bahkan ada orang yang merasa tidak sanggup jika diberikan kepadanya suatu tanggung jawab. Kebanyakan orang mengelak bertanggung jawab, karena jauh lebih mudah untuk “menghindari” tanggung jawab, daripada “menerima” tanggung jawab.
Oleh karena itulah muncul satu peribahasa, “lempar batu sembunyi tangan”. Sebuah peribahasa yang mengartikan seseorang yang tidak berani bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, sehingga dia membiarkan orang lain menanggung beban tanggung jawabnya. Bisa juga diartikan sebagai seseorang yang lepas tanggung jawab, dan suka mencari “kambing hitam” untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari perbuatannya yang merugikan orang lain.

Sumber :

10 komentar: