Manusia memiliki pandangan hidup
berbeda-beda dalam menjalankan kehidupannya. Pandangan hidup adalah suatu
pedoman agar kita dapat menjalankan kehidupan secara terarah sesuai yang kita
kehendaki. Jika manusia menjalankan kehidupan tanpa pandangan hidup, maka
kehidupan itu akan berjalan berantakan atau tidak terarah. Kita tidak akan tahu
apa yang akan kita lakukan selanjutnya, yang akan kita lakukan besok, minggu
depan, beberapa bulan kedepan, beberapa tahun kedepan, dan lain-lain. Dengan
pandangan hidup, kita dapat merencanakan apa yang akan kita capai di kehidupan
kita.
Pengertian
Manusia
Manusia adalah makhluk sosial, dimana
manusia juga tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Manusia pada
hakikatnya adalah makhluk yang diciptakan Tuhan, dan merupakan makhluk paling
sempurna disbanding makhluk lain di muka bumi ini. Manusia diciptakan oleh
Tuhan YME memiliki akal dan pikiran, oleh karena itu manusia dapat menggunakan
akal dan pikirannya untuk melakukan suatu hal, dan pada akhirnya terciptalah
manusia yang adil yang menggunakan akal dan pikirannya dengan baik.
Pengertian
Pandangan Hidup
Pandangan
hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman,
arahan, petunjuk hidup di dunia. Hubungan manusia dengan pandangan hidup sangat
erat kaitannya karena manusia sangat membutuhkan pandangan hidup untuk mencapai
tujuan mereka dalam kehidupan. Manusia harus dapat berpikir kritis dan ilmiah
untuk menentukan masa depannya. Oleh karena itu, manusia harus mengerti arti
dari pandangan hidup supaya tidak terjerumus pada hal-hal negative. Pandangan
hidup adalah sifat paling mendasar dalam kehidupan untuk menyikapi permasalahan
dalam hidup ini, pendapat atau pertimbangan yang dapat dijadikan pegangan,
arahan, pedoman, dan msebagai petunjuk dalam menjalankan kehidupan ini.
Pandangan
hidup bersifat kodrati. Sehingga pandangan hidup dapat menentukan masa depan
seseorang. Jika seseorang itu berpandangan hidup yang baik, memiliki impian
untuk memiliki kehidupan yang baik, maka pandangan hidup tersebut akan menjadi
motivasi dalam menjalani hidup ini. Tetapi jika seseorang itu tidak memikirkan
pandangan hidupnya, tidak memiliki pandangan hidup, maka orang tersebut tidak
akan tahu apa yang akan dilakukannya selama menjalani kehidupan ini. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah
timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja,
melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus,
sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.
Pandangan hidup dapat diklasifikasikan
berdasarkan asalnya, yaitu :
- Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
- Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
- Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Adapun unsur-unsur pandangan hidup, yaitu :
Cita-cita
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah
keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan,
harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang.
Secara umum, cita-cita merupakan sebuah angan-angan yang ingin dicapai atau
diraih dalam kehidupan. Kita dapat mencapai cita-cita jika benar-benar berusaha
untuk meraihnya.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas
manusianya. Ada orang yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan
hanya merupakan khayalan saja. Sebaliknya dengan
anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang dicita-citakan,
cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk
mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan
hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya puas.
Berikut merupakan faktor dapat tidaknya manusia untuk
mendapatkan cita-cita :
- Faktor internal : faktor yang ditentukan dari kualitas manusianya itu sendiri.
- Faktor kondisi : faktor kondisi atau situasi dunia luar untuk mendapatkan cita-cita itu sendiri
- Faktor tingginya cita-cita : seberapa tinggi cita-cita yang ingin dicapai, biasanya semakin tinggi cita-cita itu semakin sulit mewujudkannya.
Kebajikan atau Kebaikan
Kebajikan atau kebaikan atas perbuatan yang mendatangkan
kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang
sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia memiliki kepribadiaan
masing-masing. Karena itu, manusia memiliki pendapat sendiri, ia
mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan
sebagainya. Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri,
seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
Kebajikan seseorang dapat dilihat dari 3 sisi, yaitu :
- Hubungan manusia dengan Tuhan
- Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
- Hubungan manusia dengan sesamanya
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia harus mendengarkan
suara hati Tuhan. Suara hati dapat menentukan baik atau buruknya apa yang kita
lakukan. Tuhan selalu menyuarakan agar manusia berbuat baik dan menjauhi yang
jahat. Jadi, untuk mengetahui baik buruknya perbuatan kita, kita harus
mendengarkan suara Tuhan atau kehendak Tuhan menurut hukum Tuhan atau hukum
agama.
Sebagai makhluk pribadi, kita harus pula mendengarkan suara
hati diri kita sendiri. Hati kita tidak akan menyuarakan perbuatan yang buruk,
melainkan suara hati kita akan mengatakan semua hal yang baik. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati
yang mendesak seseorang untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu
perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakim
untuk diri sendiri. Sebab itu, nilai suara hati amat besar dan
penting dalam hidup manusia.
Suara hati selalu memilih yang baik. Oleh
karena itu, kalau seseoraang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan suara
hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Sebaliknya perbuatan atau
tindakan berlawanan dengan suara hati kita, maka perbuatan atau tindakan itu
buruk. Misalnya, suara hati kita mengatakan “tolonglah orang yang menderita
itu”, dan kita berbuat menolongnya, maka kita membuat kebajikan.
Sebaliknya, apabila hati kita berkata demikian, namun kita hanya seolah-olah
tak mendengarkan suara hati itu, maka munafiklah kita.
Sebagai makhluk sosial, manusia hidup saling
bergantungan dengan sesamanya. Setiap masyarakat adalah kumpulan
pribadi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah
kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu. Suara hati masyarakat
pada dasarnya adalah baik. Tetapi bila kita tidak mengikutinya berarti kita
tidak mau mengikuti suara hati masyarakat.
Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut
suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suara
atau pendapat umum. Karena manusia hidup secara bersama-sama dengan masyarakat
yang lainnya, kita harus saling menghargai suara hati masing-masing pribadi.
Pada intinya, kebajikan itu adalah perbuatan
yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
setiap orang ada 3 hal :
o
Faktor pembawaan (heriditas), yang telah ditentukan pada waktu
seseorang masih dalam kandungan.
o
Faktor lingkungan (environment), lingkungan yang membentuk seseorang.
Alam kedua setelah seorang anak lahir. Lingkungan membentuk jiwa seseorang
meliputi lingkunan keluarga, sekolah dan masyarakat.
o
Faktor pengalaman, baik pengalaman baik dan buruk. Baik
pengalaman pahit yang bersifat negatif dan pengalaman manis yang bersifat
positif dapat memberikan manusia bekal yang selalu dipergunakan sebagai
pertimbangan sebelum seseorang mengambil keputusan.
Usaha atau Perjuangan
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras
untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus
berusaha dan berjuang dalam menjalani kehidupannya, karena usaha dan perjuangan
merupakan kodrat dalam hidup manusia. Tanpa usaha dan tanpa perjuangan, hidup
manusia tidak akan memiliki arti apa-apa, hidupnya tidak akan sempurna, dan
tidak akan berjalan sesuai keinginannya. Dengan berusaha dan berjuang, kita
akan belajar bekerja keras untuk mencapai sesuati yang kita inginkan.
Kerja keras dapat kita
lakukan dengan otak atau ilmu, maupun dengan tenaga atau jasmani. Para ilmuwan
lebih banyak bekerja menggunakan otak atau ilmu yang mereka miliki. Berbeda
dengan pekerja buruh, petani, mereka bekerja lebih banyak menggunakan tenaga
dibandingkan ilmu yang mereka miliki. Kerja keras pada dasarnya dapat
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya jika tidak bekerja keras,
manusia bisa menjadi miskin, dan menjatuhkan harkat serta martabat yang
dimilikinya.
Untuk bekerja keras
manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul
perbedaan tingkat kernakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya.
Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian atau ketrampilan. Karena itu
mencari ilmu dan keahlian itu suatu keharusan. Sebagaimana dinyatakan dalam
pendidikan sebagai “long life education”. Karena manusia mempunyai rasa kebersamaan dan cinta kasih
sesama manusia, maka ketidakmampuan akan kemampuan terbatas itu dapat diatasi
bersama secara tolong-menolong serta gotong royong.
Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinan atau kepercayaan merupakan yang menjadi dasar dari
pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun
Nasution, ada 3 aliran filsafat, yaitu :
Aliran
Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang
merupakan kekuatan tertinggi, kekuatan gaib itu dari Tuhan . Manusia adalah
ciptaan Tuhan karena itu manusia mengabdi pada Tuhan melalui ajaran-ajaran
agama. Aliran naturalisme berintikan spekulasi,
mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Semua itu kembali kepada
keyakinan diri kita sendiri. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan
Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya
natur.
Aliran
Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika atau akal (kalbu yang berpusat
dihati) “hati nurani” maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Mana yang benar menurut akal itulah yang
baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Apabila aliran ini
dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu
bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan
kebenaran yang diterima oleh akal manusia.
Aliran
Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib yang berasal dari Tuhan
sebagai dasar keyakinan sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menetukan
benar tidaknya sesuatu yang dinilai berdasarkan akal, baik sebagai logika
berpikir maupun rasa atau hati nurani. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan
gaib dari Tuhan dan akal berimbang maka akan menghasilkan pandangan hidup
sosialisme –religius, kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut
logika berpikir dan dapat diterima hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Cara Berpandangan Hidup yang Baik
Manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda bentuknya.
Ada yang menjadikan pandangan hidup sebagai sesuatu yang harus dicapai, ada
pula yang menganggap pandangan hidup sebagai pencipta kesejahteraan, kebahagiaan,
dan ketentraman dalam hidup seseorang.
Dalam menjalani kehidupan ini, kita semua pasti ingin
memiliki pandangan hidup yang akan menguntungkan untuk kehidupan kita. Adapun
cara untuk dapat berpandangan hidup yang baik adalah sebagai berikut :
§ Mengenal
Mengenal merupakan suatu tahapan awal dalam memulai
kehidupan. Dari mengenal kita bisa tahu apa yang ada disekitar kita, apa maksud
dan tujuan hidup kita, apa yang akan kita lakukan, apa yang kita suka lakukan,
dan sebagainya. Dengan mengenal kita dapat lebih mudah untuk mengetahui apa
yang akan kita lakukan atau impian apa yang kita ingin capai.
§ Mengerti
Tahap kedua berpandangan hidup yang baik adalah mengerti.
Mengerti dalam berpandandangan hidup ini memiliki peranan penting. Karena dengan mengerti ada kecenderungan
mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup ini. Dengan mengerti
kita jadi tahu apa pandangan hidup kita, apa yang akan kita capai. Jika kita
tidak mengerti dengan pandangan hidup kita sendiri, maka kita tidak akan bisa
mencapai apa yang kita inginkan dalam kehidupan ini.
§ Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah
menghayati pandangan hidup itu sendiri. Dengan mengahyati pandangan hidup kita
memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu
sendiri. Yang perIu diingat dalam langkah
mengerti dan menghayati pandangan hidup itu, yaitu harus ada sikap penerimaan
terhadap pandangan hidup itu sendiri. Dalam sikap penerimaan pandangan hidup
ini ada dua altematif yaitu penerimaan secara ikhlas dan penerimaaan secara
tidak ikhlas. Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada
sikap penerimaan dan hal lain merupakan langkah yang menentukan terhadap
langkah selanjutnya. Bila dalam mengerti dan menghayati ini ada penerimaan secara
ikhlas, maka langkah selanjutnya akan memperkuat keyakinannya. Akan tetapi bila
sebaliknya, langkah selanjutnya tidak akan berguna.
§ Meyakini
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk
cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan
hidupnya. Dengan meyakini berarti kita secara langsung ada penerimaan yang
ikhlas terhadap pandangan hidup itu sendiri. Dalam meyakinin ini penting juga
memiliki iman yang teguh. Sebab iman yang teguh ini tak akan terpengaruh oleh
pengaruh dari luar dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.
§ Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang
penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima, baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Jadi jika kita sudah
mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakini pandangan hidup ini, maka
sebaiknya disertai dengan pengabdian. Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan
pedoman, baik dalam waktu tentram walaupun bila menghadapi hambatan, tantangan
dan sebagainya dalam menjalani kehidupan.
§ Mengamankan
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak
mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu
akan ada proses mengamankan ini. Proses terakhir ini merupakan langkah terberat
dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi
segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu. Kita harus dapat mengamankan
apa yang menjadi tujuan dalam pandangan hidup kita. Jika kita mengalami
hambatan dari luar diri kita dalam mencapai tujuan pandangan hidup kita, dengan
mengamankan dan berpegang teguh pada keyakinan kita masing-masing, kita akan
dapat melewati hambatan tersebut. Makadari itu, mengamankan tujuan hidup kita
merupakan langkah terpenting dan terberat dalam melakukan kehidupan ini.
Sumber :
Sangat bermanfaat thanks
BalasHapusMakasih ya infonya
BalasHapusMaterinya bagus😆
BalasHapusTerima Kasih, Sangat Bermanfaat.
BalasHapusTolong kata katanya di beri jarak supaya si pembaca bisa lebih jelas melihatnya.