Pages

Kamis, 05 Januari 2017

Manusia dan Pandangan Hidup


Manusia memiliki pandangan hidup berbeda-beda dalam menjalankan kehidupannya. Pandangan hidup adalah suatu pedoman agar kita dapat menjalankan kehidupan secara terarah sesuai yang kita kehendaki. Jika manusia menjalankan kehidupan tanpa pandangan hidup, maka kehidupan itu akan berjalan berantakan atau tidak terarah. Kita tidak akan tahu apa yang akan kita lakukan selanjutnya, yang akan kita lakukan besok, minggu depan, beberapa bulan kedepan, beberapa tahun kedepan, dan lain-lain. Dengan pandangan hidup, kita dapat merencanakan apa yang akan kita capai di kehidupan kita.

Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia juga tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang diciptakan Tuhan, dan merupakan makhluk paling sempurna disbanding makhluk lain di muka bumi ini. Manusia diciptakan oleh Tuhan YME memiliki akal dan pikiran, oleh karena itu manusia dapat menggunakan akal dan pikirannya untuk melakukan suatu hal, dan pada akhirnya terciptalah manusia yang adil yang menggunakan akal dan pikirannya dengan baik.

Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Hubungan manusia dengan pandangan hidup sangat erat kaitannya karena manusia sangat membutuhkan pandangan hidup untuk mencapai tujuan mereka dalam kehidupan. Manusia harus dapat berpikir kritis dan ilmiah untuk menentukan masa depannya. Oleh karena itu, manusia harus mengerti arti dari pandangan hidup supaya tidak terjerumus pada hal-hal negative. Pandangan hidup adalah sifat paling mendasar dalam kehidupan untuk menyikapi permasalahan dalam hidup ini, pendapat atau pertimbangan yang dapat dijadikan pegangan, arahan, pedoman, dan msebagai petunjuk dalam menjalankan kehidupan ini.
Pandangan hidup bersifat kodrati. Sehingga pandangan hidup dapat menentukan masa depan seseorang. Jika seseorang itu berpandangan hidup yang baik, memiliki impian untuk memiliki kehidupan yang baik, maka pandangan hidup tersebut akan menjadi motivasi dalam menjalani hidup ini. Tetapi jika seseorang itu tidak memikirkan pandangan hidupnya, tidak memiliki pandangan hidup, maka orang tersebut tidak akan tahu apa yang akan dilakukannya selama menjalani kehidupan ini. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.
Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu :
  •          Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
  •         Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang  terdapat pada negara tersebut.
  •          Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.


Adapun unsur-unsur pandangan hidup, yaitu :

Cita-cita

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Secara umum, cita-cita merupakan sebuah angan-angan yang ingin dicapai atau diraih dalam kehidupan. Kita dapat mencapai cita-cita jika benar-benar berusaha untuk meraihnya.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Sebaliknya dengan anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang dicita-citakan, cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya puas.
Berikut merupakan faktor dapat tidaknya manusia untuk mendapatkan cita-cita :
  • Faktor internal : faktor yang ditentukan dari kualitas manusianya itu sendiri.
  • Faktor kondisi : faktor kondisi atau situasi dunia luar untuk mendapatkan cita-cita itu sendiri
  • Faktor tingginya cita-cita : seberapa tinggi cita-cita yang ingin dicapai, biasanya semakin tinggi cita-cita itu semakin sulit mewujudkannya.


Kebajikan atau Kebaikan

Kebajikan atau kebaikan atas perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia memiliki kepribadiaan masing-masing. Karena itu, manusia memiliki pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
Kebajikan seseorang dapat dilihat dari 3 sisi, yaitu :
  •     Hubungan manusia dengan Tuhan
  •     Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
  •     Hubungan manusia dengan sesamanya


Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara hati dapat menentukan baik atau buruknya apa yang kita lakukan. Tuhan selalu menyuarakan agar manusia berbuat baik dan menjauhi yang jahat. Jadi, untuk mengetahui baik buruknya perbuatan kita, kita harus mendengarkan suara Tuhan atau kehendak Tuhan menurut hukum Tuhan atau hukum agama.
Sebagai makhluk pribadi, kita harus pula mendengarkan suara hati diri kita sendiri. Hati kita tidak akan menyuarakan perbuatan yang buruk, melainkan suara hati kita akan mengatakan semua hal yang baik. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu, nilai suara hati amat besar dan penting dalam hidup manusia.
Suara hati selalu memilih yang baik. Oleh karena itu, kalau seseoraang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan suara hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Sebaliknya perbuatan atau tindakan berlawanan dengan suara hati kita, maka perbuatan atau tindakan itu buruk. Misalnya, suara hati kita mengatakan “tolonglah orang yang menderita itu”, dan kita berbuat menolongnya, maka kita membuat kebajikan. Sebaliknya, apabila hati kita berkata demikian, namun kita hanya seolah-olah tak mendengarkan suara hati itu, maka munafiklah kita.
Sebagai makhluk sosial, manusia hidup saling bergantungan dengan sesamanya. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu. Suara hati masyarakat pada dasarnya adalah baik. Tetapi bila kita tidak mengikutinya berarti kita tidak mau mengikuti suara hati masyarakat.
Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suara atau pendapat umum. Karena manusia hidup secara bersama-sama dengan masyarakat yang lainnya, kita harus saling menghargai suara hati masing-masing pribadi.
Pada intinya, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi setiap orang ada 3 hal :
o   Faktor pembawaan (heriditas), yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
o   Faktor lingkungan (environment), lingkungan yang membentuk seseorang. Alam kedua setelah seorang anak lahir. Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkunan keluarga, sekolah dan masyarakat.
o   Faktor pengalaman, baik pengalaman baik dan buruk. Baik pengalaman pahit yang bersifat negatif dan pengalaman manis yang bersifat positif dapat memberikan manusia bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil keputusan.

Usaha atau Perjuangan

Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus berusaha dan berjuang dalam menjalani kehidupannya, karena usaha dan perjuangan merupakan kodrat dalam hidup manusia. Tanpa usaha dan tanpa perjuangan, hidup manusia tidak akan memiliki arti apa-apa, hidupnya tidak akan sempurna, dan tidak akan berjalan sesuai keinginannya. Dengan berusaha dan berjuang, kita akan belajar bekerja keras untuk mencapai sesuati yang kita inginkan.
Kerja keras dapat kita lakukan dengan otak atau ilmu, maupun dengan tenaga atau jasmani. Para ilmuwan lebih banyak bekerja menggunakan otak atau ilmu yang mereka miliki. Berbeda dengan pekerja buruh, petani, mereka bekerja lebih banyak menggunakan tenaga dibandingkan ilmu yang mereka miliki. Kerja keras pada dasarnya dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya jika tidak bekerja keras, manusia bisa menjadi miskin, dan menjatuhkan harkat serta martabat yang dimilikinya.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kernakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian atau ketrampilan. Karena itu mencari ilmu dan keahlian itu suatu keharusan. Sebagaimana dinyatakan dalam pendidikan sebagai “long life education”. Karena manusia mempunyai rasa kebersamaan dan cinta kasih sesama manusia, maka ketidakmampuan akan kemampuan terbatas itu dapat diatasi bersama secara tolong-menolong serta gotong royong.

Keyakinan atau Kepercayaan

Keyakinan atau kepercayaan merupakan yang menjadi dasar dari pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat, yaitu :
Aliran Naturalisme 
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi, kekuatan gaib itu dari Tuhan . Manusia adalah ciptaan Tuhan karena itu manusia mengabdi pada Tuhan melalui ajaran-ajaran agama. Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Semua itu kembali kepada keyakinan diri kita sendiri. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika atau akal (kalbu yang berpusat dihati) “hati nurani” maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima oleh akal manusia.
Aliran Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib yang berasal dari Tuhan sebagai dasar keyakinan sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menetukan benar tidaknya sesuatu yang dinilai berdasarkan akal, baik sebagai logika berpikir maupun rasa atau hati nurani. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal berimbang maka akan menghasilkan pandangan hidup sosialisme –religius, kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.

Cara Berpandangan Hidup yang Baik

Manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda bentuknya. Ada yang menjadikan pandangan hidup sebagai sesuatu yang harus dicapai, ada pula yang menganggap pandangan hidup sebagai pencipta kesejahteraan, kebahagiaan, dan ketentraman dalam hidup seseorang.
Dalam menjalani kehidupan ini, kita semua pasti ingin memiliki pandangan hidup yang akan menguntungkan untuk kehidupan kita. Adapun cara untuk dapat berpandangan hidup yang baik adalah sebagai berikut :
§  Mengenal
Mengenal merupakan suatu tahapan awal dalam memulai kehidupan. Dari mengenal kita bisa tahu apa yang ada disekitar kita, apa maksud dan tujuan hidup kita, apa yang akan kita lakukan, apa yang kita suka lakukan, dan sebagainya. Dengan mengenal kita dapat lebih mudah untuk mengetahui apa yang akan kita lakukan atau impian apa yang kita ingin capai.

§  Mengerti
Tahap kedua berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti dalam berpandandangan hidup ini memiliki peranan penting.  Karena dengan mengerti ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup ini. Dengan mengerti kita jadi tahu apa pandangan hidup kita, apa yang akan kita capai. Jika kita tidak mengerti dengan pandangan hidup kita sendiri, maka kita tidak akan bisa mencapai apa yang kita inginkan dalam kehidupan ini.

§  Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu sendiri. Dengan mengahyati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri. Yang perIu diingat dalam langkah mengerti dan menghayati pandangan hidup itu, yaitu harus ada sikap penerimaan terhadap pandangan hidup itu sendiri. Dalam sikap penerimaan pandangan hidup ini ada dua altematif yaitu penerimaan secara ikhlas dan penerimaaan secara tidak ikhlas. Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap penerimaan dan hal lain merupakan langkah yang menentukan terhadap langkah selanjutnya. Bila dalam mengerti dan menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas, maka langkah selanjutnya akan memperkuat keyakinannya. Akan tetapi bila sebaliknya, langkah selanjutnya tidak akan berguna.

§  Meyakini
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan meyakini berarti kita secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu sendiri. Dalam meyakinin ini penting juga memiliki iman yang teguh. Sebab iman yang teguh ini tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.

§  Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima, baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakini pandangan hidup ini, maka sebaiknya disertai dengan pengabdian. Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan pedoman, baik dalam waktu tentram walaupun bila menghadapi hambatan, tantangan dan sebagainya dalam menjalani kehidupan.

§  Mengamankan
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Proses terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu. Kita harus dapat mengamankan apa yang menjadi tujuan dalam pandangan hidup kita. Jika kita mengalami hambatan dari luar diri kita dalam mencapai tujuan pandangan hidup kita, dengan mengamankan dan berpegang teguh pada keyakinan kita masing-masing, kita akan dapat melewati hambatan tersebut. Makadari itu, mengamankan tujuan hidup kita merupakan langkah terpenting dan terberat dalam melakukan kehidupan ini.


Sumber :


4 komentar: